PUISI KEMATIAN KU
Lagit yang dulu cerah berganti awan gelap gulita udara yang dulu sejuk kini berganti sangat menusuk kulit ku ini kicauan burung yang dulu merdu kini pergi entah kemana gambaran keluarga yang ada di dinding kamar hanya teringat di bayang-bayang semata
tangis di sana sini teriakan keluar begitu saja kemana bumi mambawa tubuh ini? kamana mereka semua para sahabatku? terdiam di pembaringan? yah itulah yang akan aku alami suatu hari nanti... kau juga akan merasakannya wahai Teman
di ufuk barat matahari tenggelam di ufuk timur akan kembali terbenam dulu ku dilahirkan ke bumi dan suatu saat nanti ku akan kembali ke bumi MATI DIAM DAN SUNYI
senyum akan hilang berganti air mata tawa akan lenyap diiringi tangisan para manusia akan kemana akhir perjalanan ini? hanya DIA sang pencipta yang tau jawabnya beristirahat? hahahah beristirahat adalah kata TERBAIK memaknai kejadian ini dan MATI adalah kata yang menakutkan untuk menjelaskannya
SADARKAN DIRI SUATU SAAT KITA MATI... MATI..... MATI.....
PANTASKAH KITA MELUPAKANNYA?
Puisi cinta “peti kematian bernama cinta”
|
|
ketika malam telah menyiapkan pentas untuk bintang menari justru telah kumasuki peti kematian dalam duka dan rasa sesak lantunan musik pengiring para bintang bertalu talu namun aku justru menangis dalam hati dibalik senyumku rasa terkhianati dan tertipu oleh sang kekasih alam rasa cemburu akan kepergiannya yg tak terungkap oleh semua kitab aku melangkah dengan gagah menuju singgasana kematian yg bernama cinta iring iringan bak seorang raja yg baru naik tahta mengantarku dengan gembira wangi wangian dari beraneka macam bunga menemaniku menuju singgasana dayang dayang menyambutku dengan tawa dan canda… dan aku terduduk di singgasana yg bernama cinta,di peti matiku kemarahan,kebencian semakin menggelora dan memanas isi kepalaku hanya berisi prasangka prasangka tentang cinta yg absurb dan semakin bertambah rasa itu pada setiap detak nafasku kecurigaan,kecemburuan semakin membesar dan menjadi jadi bayangan ketika mata terbuka membuat rasa sakit semakin terasa pedih dan semakin bertambah rasa itu pada setiap detak jantungku iring iringan telah pergi,dayang dayang telah pulang,wangi wangian telah menguap tapi aku masih berada di tempatku,singgasana kematian bernama cinta ketika malam telah usai bersama datangnya panggilan untuk Mu bintang bintang perlahan menunduk untuk mundur dari pentas bunyi bunyian pengiring telah berhenti aku masih tetap menangis dalam hati dibalik senyumku telah kuterima semua rasa menyakitkan tentang cinta yg tak kukenal matahari telah terbit dan sang kasih telah menunggu untuk melangkah tapi aku masih berada di singgasana kematian yg bernama cinta itu singgasana yg pada siang berubah menjadi sebuah kutukan atma aku menunduk sepi tapi tetap tersenyum,dan rasa itu kusembunyikan kutatap sang Esa pada ciptaannya untuk berteriak tentang takdirku pada cinta dan dia diam,hanya sebuah isyarat untuk survive dan nrimo pada garis tangan hidupku senja telah datang,pentas kembali di bangun,check sound untuk para penari telah bersuara bintang bintang telah datang berdiri menempatkan diri untuk menari dan aku,melangkah dengan gagah menuju peti kematian bernama cinta |
0 komentar:
Posting Komentar